Sabtu, 01 Desember 2012








                                  #Menentukan Pasangan Dalam Hidup#

Sebenernya bahasan ini udah terulang berkali-kali. Tapi mungkin dulu ada yg terlewat. Tak apalah saya bahas ulang, mumpung masih liburan, yg penting manfaat sajalah buat semua.

Ada banyak kriteria yg bisa diambil. Imam Ghazali dalam Kitab Ihya’ ‘Ulumuddin juga menyebutkan bahwa ada delapan perkara yang perlu diperhatikan tatkala hendak memilih pasangan hidup, an
 tara lain:

1. Keshalihan dalam beragama. Ini merupakan yang paling utama.
2. Berakhlaq mulia
3. Memiliki keelokan wajah dan fisik
4. Tidak menuntut mahar yang berlebihan
5. Berpotensi untuk memiliki banyak anak
6. Masih lajang
7. Berasal dari keluarga terhormat
8. Tidak berasal dari keluarga dekat

Jamak kita ketahui, bahwa kriteria yang disampaikan oleh Al-Ghazali adalah ringkasan dari sekian banyak hadist Rasulullah.

Sekali lagi, ini fitrah manusia yang memang menyukai keindahan. Kaum pria menyukai kecantikan, begitu pun kaum wanita juga menyukai ketampanan. Masih ingat dengan kisah perempuan istana yang terkagum-kagum dengan ketampanan Yusuf?. Masih ingat dengan puteri Syu’aib yang terpesona dengan kegagahan dan ketampanan Musa?. Ibnu al-Jauzi dalam Ahkaamun Nisa’ juga memberi nasehat pada kaum wanita, “Disukai bagi yang hendak menikahkan anak gadisnya agar memilih pemuda yang bagus parasnya. Karena kaum wanita juga menyukai apa yang disukai oleh kaum lelaki”.

Tetapi bagaimana pun juga, keshalihan adalah yang paling utama. Jangan sampai menyibukkan diri dengan mempercantik paras lantas melupakan memperbaiki akhlak. Jangan sampai menghabiskan waktu untuk memperindah raga sementara jiwa menjadi terlupa. Karena yang dituntunkan oleh agama, akhlak adalah yang pertama dan paling utama. Bahkan Rasulullah sudah dengan jelas mewanti-wanti, “Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya. Bisa jadi kecantikannya akan menjadikannya hina” (HR. Ibnu Majah).

Al-Hafizh Ibnu Hajar pun menuturkan sebuah nasehat bijak saat menjelaskan tentang sabda Nabi yang artinya, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena martabatnya, karena kecantikannya, dank arena agamanya. Maka hendaklah engkau mendapat wanita yang baik agamanya agar engkau beruntung dan tidak merugi” (HR. Bukhari).
 





1. ada tanya saat materi ta'aruf disampaikan | "akankah menikah tanpa pacaran, melihat realita yg pacaran saja bisa tak langgeng?"
2. itulah anggapan ta'aruf bagaikan membeli kucing dalam karung | tak tahu seperti apa wanita yg akan dinikahi karena tak pacaran
3. dikhawatirkan dengan ta'aruf, bila telah menikah keduanya tak saling kenal | sulit jalani kehidupan rumah tangga yang baik
4. padahal pa
 caran pun tak menjamin dia kenal | ramai yang lakukan tahunan maksiat berpacaran namun justru tak jadi menikah dengannya
5. atau yg lewati puluhan musim bersama | tapi kandas dalam hitungan bulan usai langsungkan akad pernikahan | pacaran itu bukan kenalan
6. dendang "kaulah segalanya" lalu "menghitung hari" penuh romansa saat pacaran | berganti "separuh jiwa pergi" saat nikah, itu fakta :)
7. beralasan pacaran bisa saling kenal, lalu mengapa backstreet jadi pilihan? | kenapa tiada keberanian saat hadapi ayahnya?
8. bilapun saling mengenal, sepertinya pacaran khususkan pada satu hal | kenali bagian tubuh pasangan | tanggung jawab tentu hanya impian
9. boleh karenanya dikatakan | bahwa pacaran lebih mirip beli kucing dalam karung | bahkan tak bisa kenali pasangan pasca pernikahan
10. saat jatuh ketika pacaran "aduhai cinta, adl salah jalan berlubang, dirimu jadi terluka" | pasca nikah "kemana matamu?!"
11. saat sulit ketika pacaran "apa yg buatmu sulit dinda? akan abang singkirkan" | pasca nikah "mandirilah! kamu kan sudah sekolah!"
12. pacaran memang serasa indah (hanya sesaat sebelum galau tangis menghampiri) | karena itulah pacaran pasti banyak galaunya
13. pacaran memang serasa berbunga, umbar sayang cinta demi nafsu sebentar | karena memang tiada pikirkan tentang masa depan
14. jadi jelas | pacaran tak jamin kenal, bahkan tidak ada sama sekali keuntungannya | eh, mungkin bagi lelaki hidung belang ada untungnya
15. karena itulah Islam melarang pacaran dan aktivitas didalamnya seperti khalwat, umbar maksiat dan nekad baku syahwat
16. Islam punya khitbah lalu ta'aruf, ta'aruf sendiri artinya adalah perkenalan | sehingga tak beli kucing dalam karung
17. saat ta'aruf, perkenalan terjadi tanpa motif syahwat karena harus ditemani mahram | perkenalan benar perkenalan tanpa bumbu maksiat
18. saat ta'aruf, konfirmasi dan doa bukan hanya datang dari wanitanya | tapi dari yang miliki wanita, ayah dan ibunya
19. dan coba pikirkan | bukankah kedua insan yang cintai Zat yang sama, Allah | maka mereka akan saling mencintai satu samalain?
20. cinta dan benci mereka sama, pandangan tentang baik dan buruk mereka sama | standarkan aturan Allah dan lisan Rasul-Nya
21. bila sama-sama menjaminkan urusannya pada Allah, maka apa yang bisa membuat pasangan ini bertengkar hebat? | hampir tak ada
22. bilapun ada masalah, hanya riak kecil pernikahan | cemburu yang buat nikmat bercumbu, rajukan yang buat nikmat merayu | ah itu biasa :)
23. tak ada yg dikhawatirkan oleh istri, karena ridhanya Allah, dan suami terkeren baginya adalah suami yang menaati Allah
24. istri tak khawatirkan suami bermain dengan wanita lain, kasar pada dirinya, tak tanggung jawab padanya, karena suaminya menaati Allah
25. suami pun tak sekalipun khawatir pada istrinya, karena istrinya taat pada Allah, itu menjamin taatnya istri pada suami
 





Banyak orang yang BERPACARAN berkata:
Kami PACARAN "Gak ngapa-ngapain kok", Ini
adalah ucapan DUSTA.
Minimalnya orang yang PACARAN itu telah
ZINA HATI, karena mereka mencintai
berlebih diatas KEHARAMAN.
Padahal kalau orang udah NIKAH, "Mau
ngapa-ngapain juga gak apa-apa" (Halal dan
Berpahala).
Rasulullah -Shollallohu 'Alaihi wa Sallam-
bersabda: "Ditetapkan atas anak Adam
baginya dari zina, akan diperoleh hal itu,
tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina, dan
zinanya dengan memandang (yang haram).
Kedua telinga itu berzina, dan zinanya
dengan mendengarkan (yang haram). Lisan
itu berzina, dan zinanya dengan berbicara
(yang diharamkan). Tangan itu berzina, dan
zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina,
dan zinanya dengan melangkah (kepada apa
yang diharamkan). Sementara, hati itu
(zinanya adalah) berkeinginan dan
berangan-angan, sedangkan kemaluan yang
membenarkan semua itu atau
mendustakannya". (HR. Muslim no. 2657)
 





Jodoh memang ditangan Tuhan, tapi kalo nggak dijemput, ya ditangan Tuhan terus. Kita kan nggak tahu jodoh kita siapa, maka berusahalah menjemput yg terbaik. Khadijah tak tahu kalo jodohnya adalah Muhammad. Yg ia tahu, Muhammad adalah jodoh yg diidamkannya, maka ia pun menjemput jodohnya dg mengungkapkan cintanya.

Menanti jodoh, rezeki, kematian, bukan dg diam pasrah menunggu. Nantilah dg berperilaku yg baik, berperasangka yg baik, dan memohon yg baik. Tuhan hanya menjodohkan manusia dg orang yg tepat baginya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar